TRIBULITAS DAN SEGITIGA EMAS
PERJUANGAN MBAH HUSAIN
H. Husain Mastur atau yang
biasa di kenal Mbah Haji Husain atau Mbah Husain adalah ayahanda dari Ibu Nyai Masru'atun Istri pengasuh PP.Al-Ma'mur Putra KH. Mudjahid Baqin, lahir di Pandan Harum Gabus
grobogan Jateng tahun 1929. Ia merupakan anak pertama dan sekaligus terakhir.
Ayahnya, H Bakar atau mbah dalang adalah seorang petani. Dia mengenyam pendidikan
Pesantren di Wates Kradenan yang di asuh oleh K. Rahmat. aktif dalam
kepengurusan Nahdlotul Ulama di kecamatan Gabus dan merupakan tokoh pergerakan
kemerdekaan tingkat desa termasuk tokoh yang paling dicari oleh tokoh tokoh PKI
kala itu.
menghabiskan hidup di desa
pandan harum tepatnya di tempat yang asri di daerah bungkilan sebagai kediaman
dan sekaligus tempat arah penerusan perjuangan islam yang berfaham ahlisunnah
waljamaah yang sudah di rintis oleh para
pendahulunya dibantu oleh gurunya dari wates Kradenan. Selain itu ia juga
pernah mengikuti muktamar Nahdlotul Ulama di situbondo Jawa timur dimana dalam
Muktamar bersejarah ini keputusan keputusan penting Nahdlotul Ulama di ambil
dan torehkan. Dalam kesehariannya, mbah husain terjun langsung di masyarakat
dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika
arsitektur perkayuan sebagai profesinya sebagai tukang kayu disamping bercocok
tanam di sawah, untuk ikut menggalakkan ghirroh dakwah dalam agama, pendidikan
politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensialitas rakyat. Di samping
aktivitas rutin nyantri di wates kradenan dan pengajian dirumah - rumah
tepatnya rumahnya mbah Dulloh dengan
komunitas Masyarakat pandan harum dan kelak dari sinilah akan muncul
pembangunan masjid sebagai central pergerakan dakwah hingga berdirinya sebuah
lembaga pendidikan, ia juga berkeliling ke berbagai daerah sekitar untuk
mengembangkan lembaga pendidikan madrasah diniyah atau madin. Dalam
pertemuan-pertemuan sosial itu ia melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman
atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan
cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat.
Bersama komunitas pengajian
dari rumah ke rumah inilah mbah husain aktif mengadakan pertemuan sosial
melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, pola-pola
komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta
pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat untuk menujang pengembangan islam
di pandan harum.
Dalam berbagai forum
komunitas pengajian di rumah dan kemudian berkembang pada pengajian
langgar(musholla), itu pembicaraan mengenai pengembangan islam khususnya di
pandan harum sesuai dengan kultur dan budaya setempat dengan jalan damai terus
dan bahkan sering muncul. Berkali-kali mbah husain terus mencoba
memformulasikan dan menkongkritkan mengenai konsep yang ia sebut sebagai
manajemen ilmu amal tersebut. Dia selalu berusaha mencoba merealisasikan hasil
dari pengajian rumah itu dengan penuh cinta dan keikhlasan. Salah satunya
mengenai sarana prasarana dakwah, karena beliau menganggap bahwa hanya dengan
cara inilah mbah husain bisa berdakwah disamping ilmu agama dari hasil nyantri
di wates kradenan karena dengan hal seperti ini dakwah lebih efektif dengan parameter
siapa yang pantas dan tidak untuk berdakwah. “Dakwah yang utama bukan dengan
kata-kata, melainkan dengan perilaku. dari sinilah tribulasi dan kendala mulai
muncul dan dirasakan oleh mbah husain karena dalam masa mbah husain orang yang
memahami islam dengan metode metode pembacaan ilmu kitab tidak ada, akan tetapi
hal ini tidak dijadikan mbah husain sebagai suatu kelemahan akan tetapi malah
dijadikan semangat dan tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya.
Selain belajar dan nyantri dan sekaligus sharing dengan ilmu yang sudah di
dapat kepada komunitas pengajian musholla dan komunitas - komunitas warga.
menyadari tribulasi atau
kendala kendala perjuangan yang dihadapi mbah husain dapat kita temukan mulai
dari minimnya orang yang ahli dalam ilmu agama islam dan minimnya sarana dan
prasarana dalam pengembangan islam di pandan harum maka mbah haji mulai
memikirkan jalan keluar dari kendala kendala atau tribulasi tersebut.
Karena itulah mbah haji
lebih senang forum pengajian musholla dan komunitas warga ini disebut sebagai
forum pelayanan kepada masyarakat karena keyakinan mbah husain mengatakan bahwa
Pelayanan adalah ibadah dan harus dilakukan bukan hanya secara vertikal, tapi
horizontal," ujarnya.
dari forum pengajian
musholla dan komunitas warga inilah mbah husain mulai menemui bentuk
perjuangannya dan menemukan partner yang semisi dan sevisi mengenai arah
perjuangannya dalam meneruskan pengembangan islam di pandan harum yaitu bersama
mbah ridwan sebagai kepala desa yang tak lain adalah sepupunya sendiri atau
orang pandanharum mengenalnya dengan mbah mantan, kemudian dengan mbah joyo
soeparno (mantri perhutani) atau orang lebih mengenal dengan sebutan mbah
mantri tak lain adalah besannya sendiri
sebagai akibat dipersuntingnya anak mbah mantri
yang bernama murmini oleh anaknya mbah haji yang bernama syamsul huda
dari sinilah kekuatan segitiga emas pandan harum akan mengalami kemajuan yang
pesat dan penuh kedamian karena sifat-sifat beliau yang mampu melayani dan
mampu membaca arah keinginan warga untuk kemajuan pandan harum.
mbah husain, mbah mantan dan
mbah mantri adalah sosok yang mampu memacu kehidupan multi kultural pandan
harum dalam pengembangan dan penetrasi islam di pandan harum, networker antara
ulama, umara dan teknokrat telah menghasilkan kebijakan pembangunan moral dan
pembangunan fisik bangunan untuk menopang kelanjutan penetrasi islam di pandan
harum.
karena spesifikasi peran
yang saling mengisi inilah kiranya harmoni segitiga emas kekuatan pandan harum
semakin terasa, karena sebagai bagian dari ulama mbah haji mampu memerankan
perannya dalam komunitas warga islam yang sudah mulai menemukan semangat
juangnya dengan terus membakar semangat juang para warga untuk terus berjuang
dalam mengembangkan islam yang rohmatul alamin.
mbah mantan yang kala itu
sebagai kepala desa mencoba mempormulasikan kebijakan kebijakan desa untuk
mendukung dan melindungi pengembangan islam yang rohmatul alamin yang dilakukan
oleh mbah haji.
mbah mantri sebagai seorang
yang teknokrat dan kebetulan dekat dengan kaum abangan dan non muslim dijadikan
sebagai pintu masuk sekaligus palang pintu demi kelangsungan perjuangan mbah
haji tersebut untuk saling hormat menghormati dan saling mengasihi.
maka tak ayal buah dari
peran segitiga emas kekuatan pandan harum ini masih kita rasakan sampai hari
ini yaitu masih berlangsungnya suasana saling hormat menghormati antar umat
beragama dan penuh persaudaraan.
atau jika kita formulasikan
dengan bahasa sekarang dengan istilah
pluralisme, dan buah itu sekarang masih tetap kita rasakan hasil dari
perjuangan mbah haji tersebut karena sebagai seorang ulama ternyata beliau
tidak menutup pemikiran untuk belajar agama lain selain islam dan hal ini
pernah ditemukannya kitab injil yang di simpan oleh mbah haji di kediamannya.
karena dalam pemikiriannya tidak ada masalah mengenai pluralisme dari sejak
zaman kerajaan Majapahit dan sejak Sejak
zaman nenek moyang, desa ini sudah
plural dan bisa hidup rukun. Menurutnya, pluralisme bukan menganggap semua
agama itu sama. Islam beda dengan Kristen, dengan Buddha, dengan Katolik,
dengan Hindu. Tidak bisa disamakan, yang beda biar berbeda. Kita harus
menghargai itu semua. karena dengan tegas sudah di firmankan oleh Allah bahwa
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.
mungkin dari tribulasi tribulasi
tersebutlah mbah husain sadar akan perlunya pengembangan sumber daya manusia
denga menitik beratkan pada bidang pendidikan sebagai langkah awal untuk
mengembangkan islam yang rohmatal lillalamin di pandan harum.
dan mungkin ini jugalah yang
melatar belakangi kenapa gerakan pengembangan islam di pandan harum di fokuskan
dan di lembagakan pada sebuah madrasah yang kelak bisa dan mampu terus menopang
perjuangan mbah haji.
jadi dari sebagian tribulasi
yang dialami mbah haji dalam mengembangkan islam di pandan harum maka sudah
selayaklah lembaga pendidikan ini harus kita uri - uri dan kita pikirkan
kemajuannya untuk terus mengidupkan perjuangannya di pandan harum.
dan untuk Saudara -
Saudaraku yang sudah ikhlas ikut langsung menguri - uri lembaga pendidikan yang
ditinggalkan mbah haji saya ucapkan selamat anda andalah orang yang terpilih
dan doa kami selalu menyertai kalian dan semoga pandan harum sebagai daerah
pusat peradaban islam diwilayah kecamatan gabus terus terasa kebaradaanya.
lantas apakah yang harus
kita perbuat sekarang sebagai bagian dari pelaku peradaban islam di pandan
harum tersebut...?
pertanyaan yang harus kita
carikan jawabannya bersama seiring detak nafas masih dikandung badan.
akhirnya semoga kita bisa
dan mampu mengambil hikmah dari pelajaran
di atas guna menjawab tribulasi masa kini yang menghadang kita.
selamat berjuang Saudara.